Suatu pengabdian dan pelayanan akan selalu sejalan dengan adanya pengabdi dan partisipan sasaran. Pengabdi siap memberikan layanan terhadap sasaran yang membutuhkan. Keduanya butuh sinergi dan frekuensi yang sama agar jalanya pelayanan menjadi maksimal. Begitu pula dengan English Massive Program, program andalan Kota Kediri yang baru saja di nobatkan sebagai program yang paling diminati oleh warga Kediri ini dalam melakukan syarat dan ketentuan layanan. Syarat dan Ketentuan tersebut dibutuhkan untuk menjaga layanan agar tetap prima, karena tidak semua spot yang dilayani pasti sesuai dengan prosedur dan mekanisme E-Mas itu sendiri.
Spot yang tersebar dalam jangka waktu hampir setahun ini sudah mencapai lebih dari 70 spot dengan jumlah partisipan diatas 2000 an, membuat tim management E-mas harus bergerak teliti dan cermat untuk melakukan monitoring dan evaluasi setiap spot yang ada. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sebuat tempat belajar/kelompok belajar/spot bisa mengajukan pelayanan program E-mas jika ada minimal 10 partisipan dalam satu range kelompok (contoh: children (TK-SD), teenage(SMP-SMA), adult(Universitas-Dewasa), maka perjalananya pun harus dan wajib minimal 10 partisipan itu secara kontinyu mengikuti program ini. Disini peran Penanggung Jawab Spot akan terasa vital sekali untuk tetap membantu dalam mempertahankan jumlah partisipan di setiap spot mereka, selain juga para tutor yang harus aktif, kreatif dan inovatif dalam melakukan pengajaran agar menarik partisipan untuk terus datang belajar di spot dan menumbuhkan kesadaran mereka bahwa Bahasa Inggris di Era ini sangat penting.
Penonaktifan spot terjadi karena kebanyakan spot yang sudah aktif berkendala untuk mempertahankan jumlah partisipan mereka. Tim management Emas sendiri memberikan ketentuan bahwa jika jumlah partisipan disebuah spot dalam kurun waktu satu bulan secara berkesinambungan kurang dari 10, maka tim management, master tutor dan penanggung jawab spot akan berdiskusi untuk dilanjutkan pelayanannya atau tidak. Mengingat bahwa membeludaknya RT/RW, Kelurahan-kelurahan yang mengantri untuk diberikan pelayanan EMAS ini dengan jumlah tutor yang sangat terbatas maka diputuskan bahwa itu adalah hal yang harus dipertimbangkan untuk menjaga stabilitas dan kelangsungan program top markotop ini.
Penurunan jumlah peserta di sebuah spot ini diakibatkan oleh beberapa alasan yang sangat variatif. Namun sesuai istilah yang sudah terkenal, “mati satu tumbuh seribu”, begitulah kondisi partisipan EMAS saat ini. Kesadaran yang nampaknya mulai tampak dari warga kota atas pentingnya Berbahasa Inggris di era ini memberikan efek kejut bahkan bagi foundernya, yang hanya menargetkan 40 spot dalam setahun malah kini sudah 70 lebih walau belum genap setahun. Sampai-sampai harus ada perekrutan tutor baru untuk mengcover permintaan masyarakat.
Penonaktifan spot ini dapat diantisipasi dengan merger spot atau penggabungan spot jika lokasinya satu kelurahan atau berdekatan. Agar partisipan yang benar-benar berminat mengikuti program ini tidak merasa dirugikan dengan partisipan lain yang kurang bersemangat.